Rabu, 11 November 2015

Cerita tentang Seorang Ibu

| Rabu, 11 November 2015 | 0 comments

Waktu aku masih kecil, dia selalu ada menemaniku bermain.

Beranjak masuk Taman Kanak-Kanak, dia dengan lembut menghapus air mataku saat aku ketakutan masuk didalam kelas.

Menjelang aku sakit, aku tau dia selalu terbangun setiap malam hanya untuk memelihat kondisiku.

Dia terjatuh sakit,tapi tetap bekerja dan tidak mau merepotkanku sama sekali.

Bersembunyi saat dia menangis, agar aku tidak melihat air matanya.

Saat ayam makanan kesukaanku tersisa satu untukku dan untuknya, dia rela memberikan ayam itu untuk kumakan.

Tidak pernah aku melihatnya telat bangun dan bermalas-malasan.

Dia banting tulang untuk menyekolahkanku, padahal dia wanita.

Saat aku membandel dia memarahiku.. Walau tak berlangsung lama.

Dia membanggakanku dihadapan orang-orang, padahal aku selalu mengecewakannya.

Ibuku rela kuajak bermain, padahal dia telah kelelahan bekerja.

Saat dia tertawa lepas, aku merasakan kebahagiaan.

Beranjak SMA, dia membuatku jengkel karena selalu menelponku saat aku bersama teman-teman.

Tapi, hatiku hancur saat dia dengan sabar menunggu di depan pintu kepulanganku ke rumah.

Aku marah saat dia pergi berlibur meninggalkanku dirumah saat hari ulang tahunku,

tapi dia tidak pernah lupa memberi aku hadiah setelah kepulangannya.

Mengeluh? tidak pernah sedikitpun aku lihat di kesehariannya.


Saat lulus SMA, banyak yang menanyakan rencana studiku.. Ibuku hanya tersenyum dan percaya padaku.

Aku mulai tinggal di luar kota untuk berkuliah.

Satu hari aku tidak mengangkat telponnya, dia menangis dan berkata "mama kangen". Hatiku pun hancur tidak mampu berucap.

Saat aku ingin liburan dengan temanku, dia dengan giat mencarikanku uang untuk berlibur.

Pulang ke rumah, Dia selalu menyiapkan makanan-makanan yang aku suka tanpa perlu aku meminta.

Saat aku membelikannya sesuatu, dia selalu menolak.. Aku tau agar tidak membebani hidupku.

Kini kulihat dia mulai kurus, kulit-kulitnya bertambah kendur, punggungnya mulai bungkuk.

Dan aku disini.. belum mampu membahagiakannya.. memberikan apa yang dia minta...

Justru sebaliknya dia masih banting tulang mencarikanku biaya hidup..

Aku malu, tapi dia selalu bangga akanku..

Dialah malaikat sebenarnya bagiku..


Jika ibumu masih hidup selalu berikan perhatian lebih untuknya, karema dia selalu memperhatikanmu dibanding dengan dirinya sendiri..


0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com